Monday, June 20, 2011

REFLEKSI KULIAH FILSAFAT PENDIDIKAN MATEMATIKA (KULIAH TERAKHIR)

Sangat tidak terasa satu semester telah berlalu. perkuliahan demi perkuliahan dilewati dan bertahap mencoba mempelajari filsafat pendidikan matematika mulai dari comment elegi yang telah disiapkan oleh beliau Bapak Marsigit, M.A. sampai posting refleksi perkuliahan dan tranformasi dunia secara umum. beberapa seri elegi yang paling saya ingat adalah ritual ikhlas sebagai pengantar sebelum memasuki ranah filsafat, pemberontakan matematika, dan yag baru-baru ini keluar dan masih berjalan yaitu forum tanya-jawab. mengingat apa yang disampaikan oleh beliau Bapak Marsigit bahwa dalam mempelajari filsafat haruslah kontinu tidak putus-putus, berdasarkan hal itulah saya harus menjalani kuliah tatap muka dan on-line melalui elegi-elegi.

Thursday, May 26, 2011

REFLEKSI KULIAH FILSAFAT PENDIDIKAN MATEMATIKA

REFLEKSI KULIAH FILSAFAT PENDIDIKAN MATEMATIKA
Sumber: Kuliah Dr. Marsigit, M.A
Berawal dari sebuah pertanyaan yang berbunyi “ filsafat itu mempelajari hakekat, jika semua hakekat di pelajari dalam filsafat maka siapakah yang mempelajari hakekat filsafat? Apakah filsafat mempelajari dirinya sendiri? “. Sebenarnya pertanyaan tersebut ragu-ragu untuk saya ajukan tetapi karena sedikit terburu waktu akhirnya tetap saya ajukan. Setelah Bapak Marsigit (dosen saya) menjelaskan panjang lebar, jujur, saya belum terlalu mengerti, hal ini mungkin dikarenakan saya harus mengambil presensi kelas terbaru sehingga tidak mendengar penjelasan Beliau dari awal. Agak sedikit kecewa tetapi saya tetap berusaha untuk memahami sisa-sisa dari penjelasan beliau terhadap pertanyaan saya berikut hasil refleksi saya terkait perkuliahan filsafat pendidikan matematika.

TRANSFORMASI DUNIA DALAM FILSAFAT

TRANSFORMASI DUNIA DALAM FILSAFAT
Sumber: Kuliah Dr. Marsigit, M.A
Objek belajar filsafat adalah yang ada dan yang mungkin ada dengan kata lain filsafat memiliki objek kajian yang sangat luas. Dalam filsafat di kenal istilah transformasi dunia dimana kita sebagai manusia mencoba untuk mempelajari seperti apa itu dunia dalam lingkup kajian filsafat. Transformasi dunia ini meliputi semua dimensi-dimensi yang ada yaitu dimensi material, formal, normatif, dan spiritual. Ini dapat digambarkan dalam bentuk sumbu-sumbu salah satunya sumbu ontologi dimana ujungnya merupakan berpikir intensif dan ekstensif, sementara diujung yang lain merupakan aspek tidak intensif dan tidak ekstensif. Sumbu yang lain yaitu sumbu aksiologi dimana terdapat

Thursday, April 28, 2011

FILSAFAT MATEMATIKA DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN MATEMATIKA

FILSAFAT MATEMATIKA DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN MATEMATIKA
Sumber: Kuliah Dr. Marsigit, M.A
Matematika muncul sebagai hasil dari pengamatan manusia terhadap fenomena-fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dari fenomena sehari-hari inilah kemudian muncul berbagai persoalan-persoalan matematika yang oleh peradaban manusia saat itu belum dikenal matematika. Pada jaman yunani orang-orang mulai memikirkan persoalan-persoalan tersebut dan mendapatkan fakta bahwa matematika yang dilakukan sehari-hari itu adalah abstraksi dan idealisasi. Saat itu orang mengenal ada dua sifat yaitu tetap (aliran Permenides) dan berubah (aliran Heraclitos), matematika sendiri cenderung kepada sifat tetap di dalam pikiran. Sebagai contoh 1 + 3 = 4, hasil penjumlahan ini bersifat tetap apabila ada di dalam pikiran manusia tetapi berubah apabila berada di luar pikiran manusia. Dari hal inilah mulai terbentuk sistem, struktur, dan bangunan. Hal ini tergantung dari mana seseorang memulainya. Jika dimulai dari sesuatu yang jelas maka disebut pondamentalism, jika tidak dimulai dengan awalan maka disebut intuitism. Dari sini muncul pertanyaan apakah matematika itu bersifat tunggal, dual, multi, dan pluralism? Apakah matematika itu absolut? Apakah matematika bersifat relatif?

Thursday, April 14, 2011

Abstraksi Dunia dan Hubungannya dengan Matematika dalam Filsafat

Abstraksi Dunia dan Hubungannya dengan Matematika dalam Filsafat
(Kuliah Filsafat Pendidikan Matematika Oleh Dr.Marsigit, M.A)

Salah satu cara menterjemahkan dunia adalah dengan melakukan abstraksi jarak dari pikiran ke bumi yang berputar terhadap ruang dan waktu dimana hasil abstraksi berada di dalam pikiran kita yang kemudian digunakan untuk menterjemahkan dunia. Abstraksi dunia bisa saja berupa suatu titik yang terletak bisa di dalam pikiran maupun di luar pikiran. Apabila dikaitkan dengan ruang dan waktu maka suatu titik ini akan menjadi fakta. Apabila titik ini diberi kesadaran maka akan berupa potensi dan titik ini akan memilik makna. Dari sebuah titik inilah kita akan berusaha menterjemahkan dunia dengan abstraksi. Apabila dikembangkan dengan abstraksi maka suatu titik bisa menjadi suatu garis. Apabila dikembangkan kembali maka garis ini akan menjadi lingkaran. Namun, hal ini belumlah cukup untuk menterjemahkan dunia. Hal ini dikarenakan dunia bergerak terhadap ruang dan waktu. Bahkan sampai serumit apapun hasil pengembangan titik tersebut, hal ini belumlah cukup untuk