Thursday, April 28, 2011

FILSAFAT MATEMATIKA DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN MATEMATIKA

FILSAFAT MATEMATIKA DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN MATEMATIKA
Sumber: Kuliah Dr. Marsigit, M.A
Matematika muncul sebagai hasil dari pengamatan manusia terhadap fenomena-fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dari fenomena sehari-hari inilah kemudian muncul berbagai persoalan-persoalan matematika yang oleh peradaban manusia saat itu belum dikenal matematika. Pada jaman yunani orang-orang mulai memikirkan persoalan-persoalan tersebut dan mendapatkan fakta bahwa matematika yang dilakukan sehari-hari itu adalah abstraksi dan idealisasi. Saat itu orang mengenal ada dua sifat yaitu tetap (aliran Permenides) dan berubah (aliran Heraclitos), matematika sendiri cenderung kepada sifat tetap di dalam pikiran. Sebagai contoh 1 + 3 = 4, hasil penjumlahan ini bersifat tetap apabila ada di dalam pikiran manusia tetapi berubah apabila berada di luar pikiran manusia. Dari hal inilah mulai terbentuk sistem, struktur, dan bangunan. Hal ini tergantung dari mana seseorang memulainya. Jika dimulai dari sesuatu yang jelas maka disebut pondamentalism, jika tidak dimulai dengan awalan maka disebut intuitism. Dari sini muncul pertanyaan apakah matematika itu bersifat tunggal, dual, multi, dan pluralism? Apakah matematika itu absolut? Apakah matematika bersifat relatif?

Thursday, April 14, 2011

Abstraksi Dunia dan Hubungannya dengan Matematika dalam Filsafat

Abstraksi Dunia dan Hubungannya dengan Matematika dalam Filsafat
(Kuliah Filsafat Pendidikan Matematika Oleh Dr.Marsigit, M.A)

Salah satu cara menterjemahkan dunia adalah dengan melakukan abstraksi jarak dari pikiran ke bumi yang berputar terhadap ruang dan waktu dimana hasil abstraksi berada di dalam pikiran kita yang kemudian digunakan untuk menterjemahkan dunia. Abstraksi dunia bisa saja berupa suatu titik yang terletak bisa di dalam pikiran maupun di luar pikiran. Apabila dikaitkan dengan ruang dan waktu maka suatu titik ini akan menjadi fakta. Apabila titik ini diberi kesadaran maka akan berupa potensi dan titik ini akan memilik makna. Dari sebuah titik inilah kita akan berusaha menterjemahkan dunia dengan abstraksi. Apabila dikembangkan dengan abstraksi maka suatu titik bisa menjadi suatu garis. Apabila dikembangkan kembali maka garis ini akan menjadi lingkaran. Namun, hal ini belumlah cukup untuk menterjemahkan dunia. Hal ini dikarenakan dunia bergerak terhadap ruang dan waktu. Bahkan sampai serumit apapun hasil pengembangan titik tersebut, hal ini belumlah cukup untuk